Ogoh-Ogoh di Monas Tidak Dibakar

Posted by :campuran


Pawai Ogoh-ogoh di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (15/3/2010), diagendakan dilepas resmi oleh Gubernur DKI Fauzi Bowo. Usai diarak berkeliling Monas, 11 Ogoh-ogoh tersebut tidak akan dibakar.

11 Ogoh-ogoh yang ditampilkan tersebut dibawa dari sejumlah pura di Jakarta. Ke sana juga nantinya masing-masing Ogoh-ogoh akan dibawa pulang.

"Ogoh-ogoh tidak dibakar, tetapi dipulangkan ke pura karena mengingat kondisi dan akan mengganggu yang lain jika ogoh-ogoh dibakar," kata AA Gede Asmara, Panitia Pelaksana Tawur Kesanga di sela acara.

Selain itu, pawai Ogoh-ogoh juga hanya dilakukan di Lapangan Silang Monas. Karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala itu tidak akan diarak keluar Monas.

Seperti ditulis di Wikipedia, dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud raksasa.

Selain wujud raksasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk, seperti: naga, gajah, garuda, Widyadari, bahkan dewa.

Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama, bahkan penjahat. Ada pula yang berbau politik atau SARA, walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar Ogoh-ogoh.

Contohnya Ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.

Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.

Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu Dharma, proses ini melambangkan keinsafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat.

Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju kebahagiaan atau kehancuran.

Semua ini tergantung pada niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.

Pembaca Kami Juga Membaca:



{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar

Mengatakan...