
Pertengahan Oktober lalu, federasi sepakbola Malaysia (FAM) melansir 30 nama yang disiapkan berlaga di AFF Suzuki Cup 2010.
Dalam daftar tersebut, pelatih timnas Krishnasamy Rajagopal memanggil sembilan pemain dari tim Malaysia yunior, atau yang paling banyak dalam skuad. Rajagopal memang dikenal sangat mempercayai para pemain muda. Bersama Malaysia U-23, pelatih berusia 54 tahun berjuluk "King Raja" ini mempersembahkan medali emas SEA Games 2009 setelah puasa selama 20 tahun.
Keberhasilan tersebut menandakan arah perkembangan sepakbola yang dicanangkan FAM sudah tepat. Dua dekade silam, banyak pemain kesohor Malaysia yang dikenal masyarakat Indonesia, antara lain seperti Zainal Abidin Hassan dan Dollah Saleh. Dari generasi sebelumnya, Soh Chin Aun dan Mokhtar Dahari. Setelah generasi tersebut, Malaysia terempas dan kerap jadi bulan-bulanan di Asia Tenggara.
Usai menggelar Piala Dunia U-17 1997, FAM menargetkan satu tempat di Olimpiade Sydney 2000. FAM membentuk sebuah tim dan diikutkan ke dalam kompetisi liga. Hasilnya, tim tersebut tampil tidak memuaskan dan sempat dilibas Thailand U-23 9-0.
FAM mengubah pendekatan mencapai prestasi. Saat Allan Harris menjadi pelatih timnas pada 2000, Malaysia mulai mengutamakan pemain-pemain muda. Tidak berarti kritik berhenti begitu saja. Publik masih resah dengan prestasi dan penampilan Harimau Malaya yang terus menurun. Harris gagal membawa Malaysia lolos ke Piala Asia 2004 dan kehilangan jabatan. Saat menjadi salah satu tuan rumah bersama Piala Asia tiga tahun berselang, yang digelar di empat negara Asia Tenggara, Malaysia jadi bulan-bulanan Cina, Iran, dan Uzbekistan.
Babak belur di panggung utama, berbenah di belakang pintu. Buktinya, keberhasilan menjuarai SEA Games 2009 merupakan kejutan besar. Malaysia mengalahkan juara bertahan delapan kali beruntun, Thailand, di babak penyisihan grup dan menaklukkan Vietnam di laga puncak.
Malaysia ternyata melakukan pembinaan pemain muda dengan serius. Sejak awal 2000-an, FAM bekerja sama dengan Pemerintah Malaysia membuka sekolah khusus yang memberikan siswa pilihan mendapatkan bekal akademik sekaligus mengembangkan pemain muda.
Contohnya, baru-baru ini FAM berencana membuka akademi sepakbola di negara bagian Pahang. Seperti dilansir Bernama medio Oktober lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga Datuk Ahmad Shabery Cheek merencanakan pembangunan akademi sepakbola modern di lahan seluas 20 hektar. Nantinya, akan ada 12 lapangan serta fasilitas perlengkapan terbaik di area tersebut.
Kerja sama dengan Pemerintah ditempuh FAM untuk menyiasati berkurangnya pendapatan mereka. Sebelum 2004, FAM menerima hingga 35 juta ringgit, atau hampir Rp100 milyar, dari sponsor rokok. Namun, setelahnya, perusahaan rokok dilarang beriklan di sepakbola sehingga FAM harus mencari sumber pendanaan lain. Terbukti, besarnya jumlah dana bukanlah hambatan dalam mengembangkan sepakbola.
FAM juga punya siasat lain. Mengincar tiket Olimpiade London 2012, FAM membentuk tim U-21 yang dikumpulkan dan berlatih bersama-sama secara jangka panjang. Tadinya, tim yang disebut Harimau Muda A ini dikirimkan mengikuti kompetisi profesional di Slowakia, tapi batal karena ketiadaan dana. Sebagai ganti, Harimau Muda A hanya menjalani latihan selama tiga bulan di sana. Tim ini juga yang diproyeksikan mempertahankan medali emas SEA Games tahun depan di Indonesia.
Selain itu, ada pula Harimau Muda B atau timnas U-19 Malaysia. Mirip dengan metode pembinaan di kelompok usia di atasnya, FAM membentuk tim jadi dengan program jangka panjang. Harimau Muda B diikutkan dalam kompetisi profesional Liga Primer Malaysia sejak musim 2007/08. Maksudnya, agar para pemain muda terbiasa dengan atmosfir kompetisi. Liga Primer adalah divisi kedua tertinggi dalam sepakbola Malaysia setelah Liga Super. Meski sukses menjuarai Liga Primer 2009, berdasarkan peraturan, Harimau Muda B tidak dapat promosi.
Kini, sembilan pemain Harimau Muda A disertakan Rajagopal dalam persiapan AFF Suzuki Cup 2010. Mereka berusia pada kisaran 20-an. Paling muda adalah gelandang Gary Steven Robbat dan bek Mohammad Fandi Othman, 18 tahun. Harimau Muda A juga mengikuti Asian Games Guangzhou 2010 November ini dan berada di grup berat bersama Cina, Jepang, dan Kyrgyzstan. Di Guangzhou, Malaysia melaju hingga babak 16 besar sebelum dikalahkan Iran.
Semangat muda memang memenuhi tim yang dipersiapkan ke AFF Suzuki Cup. Kapten Mohammad Aidil Zafuan Abdul Radzak, bek Negeri Sembilan, saja masih berusia 23 tahun. Kalaupun Malaysia gagal dalam turnamen sepakbola Asia Tenggara tertinggi nantinya, masa depan tim Harimau Malaya masih akan panjang.
{ 1 comments... read them below or add one }
Setuju sekali, kita jalin rasa Nasionalisme dlm NKRI, masalah http://indonbodoh.blogspot.com tidak usah dibalas, Biarkan segelintir warga hitam malaysia teriak-teriak; ajing menggongong kafilah berlalu !
Ibarat pepatah; "kuman diseberang lautan, tampak. gajah dipelupuk mata tak kelihatan". Malaysia banyak sekali kekurangannya dibanding dgn Indonesia-ku.
Sobat baru,
by; Uraniums
Posting Komentar
Mengatakan...