Mendengar nama Homicide, maka terlintas di kepala sekumpulan musisi hip hop garis keras berdistorsi asal Bandung yang gagah menyuarakan jeritan hati perlawanan.
"Setelah 13 tahun berdiri, kami memutuskan untuk mengakhiri proyek ini untuk selamanya. Sekali dan untuk semua! Tidak akan ada lagi kegiatan, baik proyek musik atau aktifitas dalam aliansi di bawah nama Homicide".
"Kami berterima berterima kasih kepada mereka yang memberi kita bantuan dan dukungan selama bertahun-tahun. Mereka yang membuat hal ini terjadi. Mereka yang menyumbangkan waktu berharga mereka dan bahkan kehidupan serta keinginan mereka untuk Homicide. Mereka yang tak henti-hentinya menunjukkan kepada kita persahabatan yang tulus dari hati. Mereka yang berjuang di sepanjang jalan perjuangan dan menghabiskan hari-hari yang luar biasa bersama, serta melewati malam tanpa kenal takut."
Itulah penggalan kalimat pembubaran Homicide yang mereka rilis di situs resmi Homicide.
Ketika Homicide mencapai usia 13 tahun, Heri Sutresna (35) atau akrab disapa Ucok, memutuskan untuk membubarkan kelompok hiphop yang dibentuknya tersebut. Meski demikian, Ucok tetap mengumandangkan lirik pedasnya lewat Trigger Mortis.
"13 tahun bukan waktu yang sebentar, selain itu personel asli dari Homicide seperti Adjie dan Lephe juga sudah tidak ada jadi rasanya penggunaan nama Homicide sekarang sudah tidak relevan lagi," ujar Ucok
Bubarnya Homicide tidak menyurutkan niat Ucok untuk terus berkarya dan berjuang dengan hiphop atas apa yang disebutnya sebagai ketidakadilan. Ucok terus mengeksplor musikalitas dan kemampuan membuat lirik pedas di grup baru bentukannya, Trigger Mortis, yang terdiri dari Dede (Gitar), DJ E dan DJ Rencong yang dulu terkenal lewat grup Angkatan Udara.
Kendati begitu, image kental Ucok dan Homicide memang sudah melekat erat. Bahkan ketika membuat grup baru sejumlah pendengar Homicide menyangka Trigger Mortis adalah Homicide.
"Saya sih merasa beda membuat musik untuk Trigger Mortis namun entah kenapa orang menyangka sama, ya sudahlah, toh yang dulu juga hasil karya saya," sahut pria yang juga aktivis dan desainer grafis ini.
Rencananya Trigger Mortis akan rilis pada tahun ini. Ketika dikonfirmasi apakah pendengar setia Homicide akan rela beralih ke Trigger Mortis atau tidak, Ucok tidak ambil pusing.
"Dari awal prinsip kita bermusik bukan menjaring fans dan ini yang perlu dibenahi persepsinya, yang baik itu bukan artist dan fans tapi teman dan teman," ujar Ucok.
Penggemar Public Enemy periode-periode awal ini mengaku bahwa ketika membentuk Homicide ataupun Trigger Mortis ia tidak begitu mendengarkan hip hop.
"Saya hanya mendengarkan sejumlah album awal Public Enemy, Arsonists, Non Phixion dan sejumlah grup old school lainnya," tutur Ucok seraya menambahkan dirinya tidak begitu menggandrungi hip hop masa kini.
"Musik hip hop sekarang sudah jauh berbeda dengan yang dulu," ucapnya.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar
Mengatakan...