Aktor Inggris Ralph Fiennes sempat berujar bahwa Twitter merusak bahasa Inggris. Namun, ternyata Ralph tak punya akun di jejaring sosial 140 karakter ini.
Pernyataan pemain film English Patient yang menyalahkan Twitter ini dimuat di The Telegraph bulan lalu.
Mark Lieberman, profesor linguistik dari Universitas Pennsylvania, tergelitik dengan komentar Ralph dan ingin menguji klaim tersebut.
Mark membuat sebuah percobaan apakah sebuah kata benar-benar jadi lebih pendek seperti yang dikeluhkan Ralph atau memang kekhawatirkan tersebut tidak berdasar.
Ia mengambil karya Hamlet dan sebuah kisah dari P.G. Wodehouse. Lalu kedua karya tersebut dibandingkan panjang katanya dengan 100 tweet terakhir dari mahasiswa.
Dan ini hasil penelitiannya:
- Rata-rata panjang kata yang digunakan Hamlet (dengan ejaan modern) 3,99 karakter
- Rata-rata panjang kata dalam cerita P.G. Wodehouse 4,05 karakter
- Rata-rata panjang kata dalam tweet 4,80 karakter
Tweet yang diperiksa Mark mempunyai panjang kata rata-rata yang lebih panjang ketimbang Hamlet karya Shakesperare dan Wodehouse. Hasil tersebut tentunya berlawanan dengan keluhan yang dilontarkan oleh Ralph.
Mark mengaku adalah orang kuno yang percaya bahwa setiap kata berapa pun panjangnya pasti bermakna sesuatu. "Saya pikir saya harus mengecek apakah benar kata menjadi lebih pendek akibat tweet," ujar dia.
Kesimpulan tersebut merupakan kajian kecil dari segelitir teks dan dari akun tunggal Twitter. Jadi, tidak bisa diekstrapolasi untuk seluruh ayat Twitter. Akan tetapi, kajian ini menjadi menarik bahwa seorang profesor linguistik mampu menghitung secara ilmiah bahwa Twitter tidak merusak bahasa.
{ 1 comments... read them below or add one }
ijin nyimak, Gan
Posting Komentar
Mengatakan...