Kongres yang biasanya digelar pada April tahun depan tentu sangat penting karena menentukan arah PSSI dan sepakbola nasional selama empat tahun ke depan.
Tak peduli kongres digelar berbarengan dengan ulang tahun PSSI atau diundur sampai Desember 2011 karena ada event SEA Games. Terpenting, kongres akan memunculkan ketua umum baru.
Teka-teki mengenai siapa yang bakal menduduki kursi ketua umum PSSI segera menyeruak. Siapa yang pantas memegang kendali organisasi tertinggi di cabang sepakbola ini tentu bakal ditunggu-tunggu. Ketua umum baru diharapkan mengantarkan sepakbola nasional setapak lebih baik dari segi apa pun.
Tak sekadar menggelar kompetisi yang memang sudah rutin digelar tapi menjadikannya lebih baik lagi. Tak hanya itu. Pembinaan pemain muda tetap menjadi prioritas karena sesungguhnya Indonesia tak kekurangan bintang bertalenta. Demikian pula fasilitas yang dibutuhkan untuk pengembangan sepakbola nasional tentu tak bisa diabaikan. Banyak pekerjaan rumah yang harus digarap ketua umum baru.
Hanya, agenda penting PSSI di tahun 2011 ini masih ditanggapi secara adem-ayem oleh para kandidat yang ingin duduk sebagai ketua umum. Atau mungkin para calon yang merasa pantas memimpin PSSI memilih untuk bergerak secara diam-diam.
Meski demikian, ada beberapa calon yang sesungguhnya layak untuk menjadi nomor satu di organisasi tertinggi sepakbola ini. Setidaknya, mereka bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi sepakbola nasional.
1. Arifin Panigoro
Bos Medco Grup ini berada di posisi terdepan untuk menggantikan Nurdin. Dalam jajak pendapat yang dilakukan GOAL.com Indonesia, Agustus lalu, lebih dari separuh atau 80 persen mendukung Arifin sebagai sosok yang tepat menggantikan Nurdin.
Arifin tak hanya didukung kekuatan finansial tapi membuktikan sebagai sosok yang peduli dengan sepakbola nasional. Dia menjadi tokoh utama digagasnya Liga Primer Indonesia [LPI] yang membuat PSSI gerah.
Tujuan LPI pun boleh dibilang mulia karena ingin memunculkan kompetisi yang menjadi semacam breakway alias mendobrak tatanan penyelenggaraan kompetisi sepakbola di Indonesia yang jauh dari profesionalisme.
Pembinaan usia muda? Melalui Liga Medco, Arifin menunjukkan kepeduliannya terhadap pembinaan pemain muda yang diharapkan bersinar pada lima sampai sepuluh tahun ke depan.
Sosok Arifin sesungguhnya sudah mencuat beberapa tahun lampau sebagai salah satu kandidat pengganti Nurdin pada kongres 2007. Bahkan sejumlah media sudah mengarahkan Arifin. Hanya, entah bagaimana pencalonannya layu sebelum berkembang.
Kini, Arifin tampaknya sudah cukup siap dengan amunisinya untuk memenuhi ambisi menjadi ketua umum.
2. Djoko Driyono
Masih hidup...Begitulah jawaban dari seberang bila ada yang menghubungi Djoko. Jawaban yang mencerminkan kekuatan untuk tetap bertahan saat menghadapi goncangan. Begitulah Djoko Driyono. Ia memang tidak memiliki kekuatan finansial seperti Arifin Panigoro. Pendeknya, bukan orang tajir yang duitnya tak berseri.
Hanya, CEO PT LI ini mencerminkan sebagai sosok yang bersih dan selalu berjalan di trek yang lurus. Apa yang dilakukannya bukan untuk kepentingan pribadi tapi demi sepakbola nasional. Bahkan pandangannya kerap terkesan melawan arus tapi sesungguhnya sangat tepat.
Djoko diyakini memiliki kapasitas membangun PSSI dengan manajemen yang lebih profesional. Apalagi, dirinya pernah meniti karir profesional di Krakatau Steel.
Keterlibatannya dalam sepakbola juga sudah bukan hitungan satu atau dua tahun lalu. Djoko mengawali karir sepakbola saat menjadi manajer tim Krakatau Steel yang berkiprah di liga nasional pada awal 2000-an. Karirnya mulai melesat saat bergabung dengan PSSI.
Ia rela melepas jabatannya di Krakatau Steel agar bisa fokus menangani liga melalui BLI yang kemudian berubah menjadi PT LI. Saatnya bagi Djoko untuk memimpin PSSI.
3. Iman Arif
Iman sebelumnya menjadi ketua Badan Tim Nasional [BTN]. Namun, jabatannya kemudian diturunkan menjadi deputi bidang teknis BTN saat Nurdin sebagai ketua umum PSSI, melakukan restrukturisasi organisasi.
Treknya juga tidak kalah bagus dengan Djoko Driyono. Artinya, dia mencerminkan sebagai sosok yang memiliki kepedulian mengembangkan sepakbola nasional.
Iman membuat gebrakan saat membeli 20 persen sama klub Divisi Championship Inggris Leicester City. Ia memiliki saham itu melalui perusahaannya, Cronus Sports Management.
Kepemilikan saham di Leicester setidaknya bisa membantu pembinaan pemain muda. Iman merencanakan membawa pemain muda Indonesia untuk melakukan trial di Leicester.
4. Nirwan D. Bakrie
Bukan orang baru di sepakbola dan PSSI. Sebagai anggota keluarga Bakrie yang masuk dalam daftar terkaya di tanah air, kekuatan finansialnya tentu sudah tak diragukan lagi.
Hanya, ia lebih suka berada di belakang layar. Nirwan beberapa kali pernah dicalonkan untuk menduduki kursi ketua umum. Namun, ia selalu menolak tawaran itu dan memilih mendukung siapa pun yang menjadi ketua umum.
Namun tidak menutup kemungkinan bila Nirwan siap menduduki posisi tertinggi di induk organisasi sepakbola.
Sumber : Goal.com
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar
Mengatakan...