Selain untuk kesenangan, bermain game baik juga untuk perkembangan otak. Bermain catur, misalnya, dapat mempengaruhi perkembangan berpikir, memori, dan keterampilan penalaran pada anak-anak.
Tapi, bagaimana jika mereka memilih bermain video game. Apakah permainan digital ini memiliki efek positif seperti catur tadi? Sejumlah penelitian yang dirangkum situs teknologi PC World menunjukkan di balik kerugian waktu dan tenaga yang diderita pemain game, ada beberapa hal positif yang mereka peroleh, asalkan tidak ketagihan.
1. Halo 2
Banyak yang menilai permainan ini dipenuhi dengan adegan brutal. Tapi, sebuah studi dari University of Rochester's Center for Visual Science baru-baru ini menunjukkan game tersebut memiliki manfaat fisiologis.
Penelitian yang melibatkan 114 anak dan orang dewasa muda mulai dari usia 7 sampai 22 tahun ini mengungkapkan mereka yang bermain video game aksi dapat mengembangkan kemampuan memberikan perhatian dan fokus pada beberapa obyek jauh lebih cepat daripada orang dewasa, apalagi anak yang tidak bermain game semacam ini.
2. Peggle
Berdasarkan riset dari East Carolina University's Psychophysiology Lab and Biofeedback Clinic mengungkapkan dengan bermain game ini setidaknya 3 kali seminggu selama setengah jam dapat menurunkan tekanan metal secara signifikan.
Peggle merupakan game ber-genre puzzle yang dikembangkan PopCap Games. Permainan ini terinspirasi dari game Pachinko, yang mirip seperti pinball. Dalam uji coba yang dilakukan menunjukkan para pemain game ini 57 persen lebih relaks dan tidak mudah marah dibanding mereka yang tidak bermain.
3. Call of Duty
Game perang-perangan ini, menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology, bisa memicu peningkatan kecepatan reaksi. Para ilmuwan kognitif dari Universitas Rochester di New York melakukan uji coba terhadap puluhan remaja berusia 18 sampai 25 tahun yang senang dan tidak hobi main video game. Mereka diminta memainkan game tersebut selama 50 jam.
Hasilnya, para remaja yang biasa memainkan action game ini bisa menjalankan permainan lebih cepat naik level. "Artinya mereka mampu membuat keputusan 25 persen lebih cepat dibanding yang tidak hobi main game," kata peneliti Daphne Bavelier.
4. Brain Age 2
Sekolah Dasar St. Columbia di Kota Dundee, Skotlandia, membuat cara unik supaya siswanya mahir dalam pelajaran matematika dasar. Sekolah ini mengharuskan setiap anak bermain game Brain Age 2 setiap pagi selama 15 menit.
Menurut peneliti dari badan publik Belajar dan Pengajaran Skotlandia, permainan ini bisa meningkatkan keterampilan kognitif anak. Untuk membuktikannya, badan tersebut pernah membuat perlombaan dalam menyelesaikan soal matematika terhadap siswa SD tadi dengan siswa di tingkat yang lebih tinggi. Hasilnya, para siswa SD dapat mengerjakan tugas sebaik kakak tingkat mereka.
5. Unreal Tournament
Penelitian dari University of Rochester menunjukkan bermain game action secara teratur dapat meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi obyek lebih detail dari kejauhan. Mereka membuat perbandingan kemampuan visual antara pemain Tetris dan Unreal Tournament selama 1 jam sehari. Buktinya, kendati pemain Tetris memiliki ketajaman visual yang baik, kepekaan penglihatan mereka yang memainkan Unreal Tournament hampir 20 persen lebih baik, khususnya dalam mengidentifikasi karakter dari jarak jauh.
6. Rise of Nations
Permainan berbasis strategi ini memang lebih kompleks dan memakan waktu yang cukup lama. Setiap pemain diharapkan dapat membangun sebuah bangsa yang aman dan mapan. Menurut Profesor Arthur Kramer yang memimpin riset di University of Iillinois, permainan bergenre strategi ini cocok untuk mereka yang biasanya membuat keputusan penting dan memiliki dampak besar.
Ketika menguji sejumlah orang dewasa yang bermain game ini dalam tempo 23,5 jam, Kramer menemukan mereka yang bisa mengendalikan permainan ternyata gemar bermain game strategi. Begitu pula sebaliknya. "Dalam istilah medis, ini respons terhadap dosis obat (game)," katanya. "Semakin banyak minum obatnya, manfaat yang didapatkan juga akan berlebih."
7. Tetris
Para peneliti dari Mind Research Network di Albuquerque, New Mexico, menemukan perbaikan yang terukur pada fungsi otak dan ketebalan korteks bagi mereka yang bermain Tetris selama 30 menit dalam 90 hari. Sebelum dan setelah bermain tetris, sebanyak 26 gadis remaja menjalani scan MRI struktural dan fungsional. Mereka yang bermain game menunjukkan efisiensi otak yang lebih besar selama tes dibandingkan dengan kelompok yang tidak pernah atau jarang memainkan game lawas ini.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar
Mengatakan...