Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya menetapkan kawah Gale sebagai lokasi pendaratan Curiosity, robot penjelajah Marsnya yang baru. Selama bertahun-tahun, lebih dari 150 ilmuwan memperdebatkan lokasi pendaratan robot penjelajah terbesar Amerika.
Dari 30 lokasi potensial yang kemudian dipersempit menjadi empat dan akhirnya dua lokasi, NASA menjatuhkan pilihan pada kawah Gale, yang memiliki pegunungan setinggi lima kilometer dan menyingkirkan rivalnya, kawah Eberswalde, delta sungai yang telah mengering.
“Pada akhirnya kami memilih salah satu yang terbaik,” kata John Grotzinger, ilmuwan proyek MSL di Caltech di Pasadena, California. “Ada kemungkinan itu adalah pegunungan tertinggi di tata surya yang dapat kita daki menggunakan robot penjelajah.”
Pegunungan yang terletak di dalam kawah selebar 154 kilometer itu berbentuk seperti sebuah bukit lebar sehingga robot beroda enam itu bisa mendakinya hingga separuh tinggi bukit.
Sebelumnya, NASA kesulitan menetapkan satu dari dua pilihan tersebut, karena keduanya memiliki karakteristik berbeda. "Kami sangat tertarik pergi ke mana pun dari kedua lokasi pendaratan itu," kata Grotzinger. "Itu seperti dua rasa es krim yang berbeda, apakah anda suka cokelat atau vanila di Mars? Jadi, kami banyak maju-mundur dalam mengambil keputusan."
Tahun lalu, NASA mengumumkan bahwa institusi itu telah memilih empat opsi lokasi pendaratan Curiosity. Selain Gale dan Eberswalde, pilihan yang dianggap menjanjikan banyak informasi tentang Mars adalah kawah Holden dan sebuah kanal banjir yang disebut Mawrth Vallis. "Keempat lokasi itu sangat menggoda, memiliki banyak bukti aktivitas air di Mars pada zaman dulu," kata Grotzinger.
Tugas utama Curiosity adalah melakukan penaksiran apakah Mars mampu mendukung kehidupan di tingkat mikroba, paling tidak pada masa lampau. Wahana penjelajah itu harus memeriksa langsung titik yang pernah dialiri air, karena permukaan planet tersebut sekarang sekering gurun.
Ilmuwan NASA menduga Eberswalde adalah sebuah delta sungai purba. Meski Holden juga memiliki banyak kemiripan, dengan banyak parit dan fitur lain yang terbentuk ketika air menggerus permukaannya pada masa lalu, NASA mencoretnya dari daftar. "Eberswalde memiliki satu atau dua kelebihan lain yang membuatnya unggul," kata Grotzinger.
Mawrth Vallis juga akhirnya terdepak karena para peneliti tidak yakin mereka memahami sejarah geologi kawasan itu seperti mereka mengenal Gale. "Sangat sulit memahami konteks apa yang terjadi di sana," kata Grotzinger. "Ada banyak tanda tanya tentang Mawrth Vallis."
Gale Crater adalah alternatif yang paling unggul di antara opsi lain. Sebuah pegunungan yang menjulang tinggi hampir 5 kilometer dari pusatnya. Jika Curiosity diterjunkan ke Gale, robot penjelajah itu akan mengumpulkan banyak sampel ketika mendaki pegunungan tersebut, menganalisis berbagai lapisan batuan yang ditemuinya sepanjang perjalanan.
"Lapisan batuan itu adalah deretan bab dalam sejarah evolusi lingkungan di Mars," kata Grotzinger.
Pada Agustus 2012, Curiosity dijadwalkan mendarat di permukaan Mars. Misi Mars Science Laboratory (MSL) akan menjatuhkan robot penjelajah sebesar mobil mini yang diberi nama Curiosity itu langsung ke lokasi penelitian.
Dibandingkan dengan semua wahana penjelajah Mars sebelumnya, Curiosity adalah wahana terbesar. Namun, bila disejajarkan dengan kendaraan di Bumi, Curiosity hanya sebesar mobil minicooper dengan berat nyaris 1 ton, empat kali lipat berat Opportunity dan Spirit, dua penjelajah sebelumnya.
Lantaran bobotnya tersebut, NASA harus mengembangkan sistem yang sepenuhnya baru untuk mengirim robot penjelajah itu ke Mars. Guna menyiasati ukuran robot penjelajah bongsor tersebut, para insinyur NASA membuat sebuah crane antariksa bertenaga roket yang akan melayang di atas planet merah itu. Crane tersebut akan menurunkan Curiosity ke permukaan planet menggunakan kabel. Sistem ini benar-benar baru, tapi insinyur misi yakin sistem itu akan bekerja.
Crane antariksa itu akan menjamin titik pendaratan Curiosity lebih akurat ketimbang penjelajah Mars sebelumnya. Luas area pendaratan wahana itu sekitar 20 x 22 kilometer. Ketika Spirit dan Opportunity, dua penjelajah kembar, mendarat di Mars pada 2004, area pendaratan mereka mencapai 150 x 80 km.
Peningkatan akurasi yang diberikan oleh crane langit itu mempermudah perencana misi Mars Science Laboratory untuk memilih area pendaratan. Kini mereka dapat memilih lokasi berdasarkan riset yang ingin dilakukan, tidak lagi dibatasi kriteria apakah lokasi itu aman dan rata.
Misi senilai US$ 2,5 miliar tersebut dijadwalkan lepas landas menggunakan roket Atlas V dari Cape Canaveral pada 25 November atau 18 Desember mendatang. Diperkirakan Curiosity tiba di Mars pada Agustus 2012. Begitu menjejakkan rodanya di permukaan Mars, Curiosity akan menyelidiki lanskap planet tersebut dengan 10 instrumen yang berbeda.
Robot itu datang dengan sebuah lengan robot besar yang dapat menguapkan batu pada jarak 7 meter, sebuah alat pengebor dan stasiun cuaca. Setelah misi sebelumnya memastikan adanya air di Mars, Curiosity mengemban tugas yang jauh lebih spesifik. "Mencari senyawa organik sebagai sinyal apakah pernah ada kehidupan di Mars," kata John Grotzinger. "Tugas ini sangat berat, seperti mencari jarum di tengah tumpukan jerami."
Curiosity akan mengumpulkan sampel yang dibor dari bebatuan atau menyekop tanah dan menganalisisnya dalam bilik pengetesan selama 687 hari berada di Mars.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar
Mengatakan...